Diposkan : 14 Januari 2015,
Disaat ini memang telah banyak pabrikan kendaraan mengaplikasikan
teknologi injeksi bahan bakar di setiap produknya. Beberapa produsen
otomotif memberi namanya macam-macam dan memberi kesan canggih, namun
tetap bersistem kerja injection. Lantas, apa keunggulan sistem ini jika
dibandingkan dengan karburator
Teknologi EFI (Electronic
Fuel Injection) sebenarnya tidak dapat dikatakan sebagai teknologi yang
terbaru, karena teknologi ini sudah diterapkan beberapa tahun lalu. Dan
EFI sebenarnya baru diterapkan pada kendaraan keluaran dasawarsa
1990-an. Sebagaimana dijelaskan Achmad Rizal R, seorang yang mengerti
tentang product planning, penggunaan EFI saat itu masih terbatas pada
jenis sedan (passenger car). Baru di akhir 1990-an dan awal 2000,
kendaraan
tipe minivan seperti Kijang atau SUV ikut mengadopsi. Pada era sekarang
istilah EFI mulai memperoleh saingan: PGM-FI, EPFI, ECFI, T-DIS, VVT-i,
i-VTEC, MIVEC, VANOS, Valvetronic, dan sebagainya. Istilah-istilah itu
kemudian diangkat oleh para pabrikan mobil sebagai salah satu nilai jual
produk mereka. Teknologi EFI sebetulnya erat kaitannya dengan sistem
manajemen engine (SME). Engine di sini bukan dalam arti mesin,
terjemahan dari kata machinery, melainkan motor bakar. Di sinilah bahan
bakar minyak (BBM) dicampur dengan udara untuk menghasilkan gaya gerak
yang membuat mobil bisa melaju. SME muncul seiring dengan menipisnya
persediaan bahan bakar minyak sehingga menuntut engine yang semakin
efisien tanpa kehilangan kinerja yang dihasilkannya. Selain itu juga
adanya tuntutan untuk memperbaiki kualitas lingkungan hidup, terutama
akibat polusi udara. Oleh karena tuntutan itu, para ahli engine di
setiap perusahaan otomotif dan perusahaan konsultan rekayasa setiap hari
berusaha menemukan cara meningkatkan efisiensi engine yang ada. Untuk
mencapai tujuan itu, para pabrikan berlomba-lomba mencari dan menerapkan
banyak teknologi baru. Mulai dari peralatan dan perlengkapan yang
digunakan untuk mendesain engine, pencarian dan penggunaan material
baru, terobosan dalam proses produksi, dan yang terpenting, campur
tangan kontrol elektronik dan komputer untuk mengatur kinerja engine dan
peralatan pendukungnya. Engine yang ideal membakar jumlah bahan bakar
sesuai dengan kebutuhan serta menyalakan busi pada saat yang tepat
sesuai dengan kondisi operasi. Dari sini didapatkan efisiensi pemakaian
bahan bakar yang optimal pada setiap kondisi operasi dari engine.
Kondisi ini akan menghasilkan emisi gas buang lebih baik. Sebelum muncul
sistem EFI, untuk mencampur bahan bakar dengan udara digunakan
karburator. Dalam karburator ini bahan bakar dikabutkan sebagai akibat
dari isapan vakum dari venturi. Proses ini mirip semprotan obat nyamuk
bertipe pompa. Namun, sebagai alat yang murni mekanikal, karburator
punya keterbatasan sehingga hanya efektif pada daerah operasi tertentu.
Sehingga karburator dirancang efektif untuk engine putaran tinggi alias
mobil sport. Jadi, tidak cocok untuk dipasang pada mobil minivan yang
lebih mementingkan torsi dan tenaga di putaran bawah dan menengah.
Begitupun dengan sistem pengapian, arus listrik dari ignition coil
disalurkan ke masing-masing busi melalui distributor. Di sini terdapat
mekanisme untuk memajukan atau memundurkan waktu pengapian agar sesuai
dengan kondisi engine, yang merupakan gabungan dari vacuum advancer dan
centrifugal advancer. Namun, sebagaimana karburator, sistem distributor
konvensional ini juga punya keterbatasan, karena hanya optimum pada
daerah operasi yang terbatas sesuai dengan karakteristik engine.
Mengingat keterbatasan sistem mekanis itu, para perekayasa berusaha
menggabungkan sistem mekanis dengan kontrol elektronik. Gunanya agar
diperoleh fleksibilitas yang lebih dalam daerah operasinya sehingga
menghasilkan engine dengan kinerja optimum dalam daerah operasi yang
lebih luas. Lahirlah apa yang disebut SME tadi. SME kemudian menjadi
perlengkapan wajib bagi mobil-mobil modern. Karena merupakan komponen
penting, para pabrikan membungkusnya dalam nama yang berbeda dari
pabrikan lain. Toyota dan Daihatsu memberi nama Electronic Fuel
Injection alias EFI, sedangkan nama Bosch Motro-nic dipakai oleh BMW dan
Peugeot
Tidak ada komentar:
Posting Komentar